Masih Perlukah ART ?

Katanya rumah yang berserakan adalah tanda adanya anak-anak yang bahagia.

Saya selalu iri sama keluarga yang memiliki anak-anak yang masih kecil tapi bisa mengurus semuanya tanpa dibantu asisten rumah tangga alias ART. Padahal pasangan tersebut, dua-duanya adalah pekerja. How could they manage all the things?

Sudah beberapa hari ini, saya dan isteri saling berbagi job desk mengurus semua kerempongan di rumah. Diawali semenjak, asisten rumah tangga kami pulang kampung karena ada keluarganya yang sakit, kami mulai memanage waktu tidur dan bangun pagi, madiin bayi dan juga siapin bekal bocil yang sudah masuk TK, dan lanjut sampai malam urusan tidurin mereka serta memastikan mereka terpenuhi nutrisi, and so on. That’s not a day, but all days.

Bocil yang butuh diawasi karena lagi belajar jalan.

Jadi, bisa kebayang khan kalau ada teman-teman saya yang menjalani itu semua setiap hari. Saya salut banget ke mereka. Hush… ! ditambah keaktifan bocil usia 5 tahun yang kecepatan geraknya hampir melebihi kecepatan terbang F16, dan bermain dengan imajinasi J.K. Rowling sewaktu menulis Harry Potter. Bukan cuma effort yang dibutuhkan, tapi juga patient level dewa.

Bocil yang butuh teman main bersatu dengan bocil yang lagi belajar jalan.

Namun, I’m so greatful. Alhamdulillah ada saja kemudahan yang Allah swt berikan. Especially nya adalah kesehatan. Tanpa sehat, mungkin kami bakalan kewalahan. The second thing adalah keluarga besar. Allah swt gives us a kind family members. Kebantu banget dengan circle positif yang saling support.  Ditambah posisi pekerjaan yang really helpful banget.

Inilah yang mengingatkan saya akan kalimat yang Allah katakan

Kesulitan dan kemudahan datangnya sepaket.

However, sebagai makhluk pembelajar, kami selalu belajar banyak hal. Terutama urusan manage memanage all the things.

Pernah suatu ketika, saya mendapati seorang teman yang baru beberapa hari isterinya melahirkan. Saya terkejut ia tidak bisa memandikan bayinya. Mereka tinggal bersama tanpa ada ART. Sayang banget kalau harus dimandiin sama isterinya yang baru saja selesai operasi kelahiran. Saya sempat memberi saran ke teman saya untuk cari aja di tutorialnya di youtube. Pastinya saya berusaha ngomong dengan hati-hati.
“Saya dulu juga nggak bisa urusan mandiin bayi, bedong, sendawa, jadi saya carinya di youtube aja, bang.”.

Ketika jadi parent, saya sangat berhati-hati ngomong atau kasih saran per-parenting-an gini. Sesintif banget karena yang tau keadaan anak adalah orang tuanya. Yang tahu keadaan keluarga, ya pasangan tersebut. Impossible banget orang lain tahu detailnya. Yang merasakan kerempongan ngurusin bocils juga sudah pasti orang tuanya. So, be carefull kalau kasih saran, lho.

dr.Ramadhanus, Cht., CMT.CE., CI pada training parenting.

Teringat kalimat yang diucapkan oleh dr.Ramadhanus, Cht., CMT.CE., CI. pada salah satu training parenting,
“Jangan pernah memberikan nasehat karena tidak semua orang butuh nasehat. Kecuali mereka memintanya”. It’s a good quote menurut saya. Apalagi urusan parenting. Wadaw! Menjaga perasaan orang itu harus pinter-pinter.  Apalagi pernah berada pada posisi mereka. Tau banget gimana rempongnya.

Pertanyaannya adalah perlukah ART? I think, I need them. However, kembali lagi kepada kemampuan dan kebutuhan. Bila kebutuhannya bisa di handle sendiri, ya what’s for? Bahkan sangat bangus banget kalau bisa mengurus bersama pasangan dan juga melibatkan anak-anak. Itu akan membentuk mereka untuk tanggung jawaban dan disiplin mengerjakan job desk yang sudah disepakati bersama sebelumnya. It’s our couple goal. Really keren banget kayaknya tanpa ART. Yups, tentu harus mempersiapkan diri terutama mental, knowledge, source of income dan  lainnya.

Namun, karena kita manusia, bukan robot, maka sering stress dan konsentrasi mulai berkurang ketika beban kerempongan bertambah. Anak terbentur kepala ke diding, jatuh, atau lainnya, maka harus siap. Jangan blame satu sama lain. Karena itu adalah tanggung jawab bersama. Belum lagi, suka lupaan. Wajar banget terjadi. Makanya harus saling mengingatkan.

Terkadang, parent hari belajar jadi amoeba. Makhluk yang berkembang biak dengan membelah diri. Dalam waktu yang sama, both your kids need you. Gimana tuh? Hehehe.

Baiklah, segini dulu postingan ini. Terima kasih sudah membaca sampai ke paragraf terakhir ini. Semoga bermanfaat.